KIDUNG KERINDUAN
Suara azan dari surau tak mampu menyadarkan gadis kecil itu
untuk segera beranjak dari peraduannya. Suara sumbang dr luar kamar juga tak
mampu membuat nya terjaga. Terdengar langkah kaki mendekati pintu kamar itu dan
mengetuknya , tak juga membangunkan dia dari ikatan syaitan . Perlahan saja seorang paruh baya menghampiri tempat
tidur itu dan segera mengambil jempol kaki anak tersebut dan tiba – tiba Aachhhhhaahhhh...!
Ndang tangi subuhan
sek!! (cepetan bangun,sholat subuh dulu ! )
Waduh pake ki alon2
lah loro jempolku ,kulo ampun mireng pak, namung taksih ngantuk (waduh bapak
sakit jempol kakiku,saya sudah dengar pak,tp masih ngantuk.
ha wis ndang gage
njukut wudhu, senengane ko d wuyuhi syetan, bapak tunggu neng langgar, ra
endang gage tak perung kuping mu . (hayo cepetan ambil wudhu ,sukanya ko d
kencingi syetan, bapak tunggu d mushola, klo tdk cepet bapak jewer telingamu ).
Pagi yang cerah dengan beribu berkah,bangun pagi ,sholat
subuh berjamaah dan dilanjutkan olah raga pagi. Rutinitas yang tidak pernah
dilewatkan oleh keluarga kami keluarga besar pak dul jalal alias palal. Ayah
memang sosok yang tegas dan friendly bagi ketiga putra putrinya. Selalu
menanamkan disiplin dari mulai kami masih usia dini. Tidak ada kata manja dan
tidak pernah membedakan antara anak perempuan dan anak lelaki. Setiap olah raga
pagi, kami semua wajib lari pagi dan dilanjutkan olah raga bela diri. Tidak
jarang kami bertanding dan disaksikan oleh ayah karena biasanya ibu tidak
sempat melihat kami bertanding terlalu lama karena harus menyediakan sarapan
pagi. Kritik saran sering ayah berikan pada kemajuan latihan hari itu. Mungkin
bagi keluarga lain keluarga kami adalah keluarga yang aneh yang mengajarkan
anak anak nya berkelahi. Namun dibalik itu
semua tersimpan sarat makna yang memupuk mental anak anak nya supaya
mampu menghadapi kehidupan dan gejolaknya. Sebelum mengakhiri pagi ini ayah
selalu menyediakan telor ayam setengah matang untuk kami minum ber sama .
“Wes le,ndok gek ndang ados terus ndang maem disik, iku ibu
wes gawe sarapan!!!” ( sudah anak anak cepetan mandi dan makan ibu sudah
siapkan sarapan ) terdengar suara ibu memanggil kami karena memang matahari
sudah mulai beranjak naik.
“Injih ibu, niki inggih sampon bubar ko”(iya ibu ini juga
sudah selesai ko ) ... akupun menyambut ajakan ibu dengan riang nya. Mengingat
masakan ibu yang selalu enak meski dengan lauk ala kadarnya, namun jika
disediakan dengan suka cita semua nya melebihi makanan terenak di dunia ini,
Minggu pagi ini kami habiskan bersama sama, biasanya setelah
sarapan pagi ayah akan menyibukkan diri mengurus ayam ayam nya yang berjumlah
ratusan,dan beberapa puluh kambing nya dan setelah semua diberikan hak nya
masing masing berupa makan dan minum barulah beliau akan pergi ke kebun. Aku
pasti sangat senang diajak beliau ke kebun karena disana akan kita temukan
banyak sekali keindahan, pohon ketimun yang panen setiap minggu nya,semangka
yang mulai berbuah,pohon pisang dimana mana,pohon mangga yang tidak pernah
berhenti berbuah di musimnya, pohon
jagung ,kedelai dan bengkoang dan padi yang melambai-lambai tertiup angin . Bagiku berlama lama di kebun adalah hal yang
sangat menyenangkan. Terkadang aku sengaja tidak pulang ke rumah di waktu makan
siang dan ibu sesekali membawakannku nasi rantangan yang rasanya begitu mantap
nya. Bersyukurnya aku dilahirkan dari keluarga ini, di desa ini dan di waktu
itu. Nikmat yang mana lagi yang mampu aku dustakan , semuanya begitu sempurna.
Memiliki orang tua yang selalu memperhatikan anak anak nya, menanamkan jiwa
disiplin dan religious, memiliki kakak laki laki yang begitu baik dan selau
memberikan semangat bagi adik adiknya, memiliki adek yang begitu lucu dan
ngegemesin .
Setiap sore sepulang sekolah kami selalu membiasakan diri untuk olah raga.
Dari push up,sit up ataupun melatih pukulan dan tendangan. Biasanya kakak laki
laki ku lah yang menjadi leader nya. Awalnya aku sangat keberatan jika kakak ku mengajarkanku tentang hal hal yang
tidak biasa dilakukan anak perempuan, seperti belajar bela diri, mematahkan
batu bata,hingga rangen dan angkat barbel. Kakak juga mengajarkanku bagaimana
cara nya melumpuhkan lawan jika dia tinggi dari kita dan bagaimana melumpuhkan
jika dia sepadan atau lebih rendah dari kita. Kedengarannya memang aneh ya tapi
itulah yang terjadi pada diriku. Aku sering menetang dengan kakak, alhasil
tendangan lah yang melayang di kaki. Dan akhir cerita pasti aku akan melawannya
karena saking marah nya dan itu yang paling diharapkan kakakku. Dia selalu
mengatakan bahwa bela diri sangatlah penting bagi seorang perempuan, diluar
sana banyak bahaya yang mengancam dan mereka tidak akan perduli kamu itu
perempuan ataupun laki laki, jadi bertanding itu tidak ada bedanya baik itu
laki ataupun perempuan. Dia semakin
protective ketika aku menginjak usia 16th dan sudah memasuki sekolah
menengah umum . Namun sebenarnya itulah rasa sayang yang ditunjukkan nya
padaku, sebuah pelajaran mental yang kelak akan membuat ku menjadi manusia yang
mampu berdiri dengan kaki sendiri. Hidup itu adalah perjungan dimana nyali
adalah senjata .
Hidup kami bergulir dan meninggalkan banyak cerita ,
semuanya masih terekam dalam ingatan. Kenakalanku yang selalu membuat ibu ku
marah besar bahkan membuat seisi rumah gerem. Ibu kami seseorang yang baik
hatinya , gampang kasihan sama orang , meski terkadang amarah nya sulit
terkontrol selalu meluap-luap jika kami sedikit saja melakukan suatu kesalahan .
pernah suatu ketika aku menumpahkan minyak goreng 1/4kg dari tempatnya dan
sebelum ibu marah aku langsung kabur dari dapur dan betul saja aku dikejarnya
sambil melempar bongkahan batu kearahku. Aku langsung menghindar dan lari
terbirit-birit menuju pohon . ku panjat pohon itu sampai di pucuk dan
bersembunyi di balik rimbunnya dedaunan. ibuku memang orang yg terbaik yang
pernah ku miliki , meski di awal kemarahannya begitu menggelegar namun dalam hitungan menit beliau akan
melupakannya.
Aahhhhhhhhhhhhh aku kangen dengan semua itu, jika saja
kantong ajaib doremon itu ada pastilah aku memohon untuk kembali bernostalgia
dengan masa itu. Semua nya begitu menyenangkan ,tiada beban berarti,berjalan
dengan amat sangat alami. Masa masa perjuangan karakter yang dipupuk dari
keluarga yang penuh inspirasi, mungkin cerita ini bukan satu satunya di dunia
ini namun setidaknya tidak banyak keluarga seperti keluarga kami. Saat itu aku
masih mampu berlari 10 km , mampu memukul pohon pisang sampe roboh, mampu
memanjat pohon dengan cepat dan tinggi, mampu pus up 100 x, mampu berlari
dengan kecepatan dengan hitungan menit, mampu membelah batu bata dengan tangan
, mampu naik sepeda puluhan kilo tanpa rasa lelah, pernah juga aku berjalan
kaki dari rumah ke sekolah yang jaraknya lebih dr 6.5 km. Masih banyak kegilaan
yang lain yang dilakukan anak perempuan desa yang dikurung aturan adat.
Nikmatnya kebebasan yang berkarakter,terarah dan terpantau. Makasih Ayah
ibu atas semua nya, kalian orang tua
yang luaarrrrrrr biasa. Semuanya tidak akan terwujud dalam waktu yg singkat.
Saat ini aku bisa berdiri tegak menghadang masa dan bertarung melawan kehidupan
yang begitu rumit nya dengan sebuah harapan dan keyakinan, itu semua kalian
yang mengajarkan. Aku bisa menjadikan kesukaran adalah tantangan hidup yang
layak untuk diperjuangkan itu semua karena sebuah mental yang sejak kecil
kalian ciptakan .
9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar